#PiyambakanTrip: Beach Club di Seputaran Kuta-Seminyak

Huallo!

Dalam #PiyambakanTrip ke Bali ini ternyata tidak semua dijalankan sendirian. Lebih banyak rame-rame daripada sendirian.  *oke ini agak melenceng dari niat awal* Namun aku tetap pede menyebut ini adalah #PiyambakanTrip.

Karena setiap ke Bali selalu bersama keluarga, dan keluargaku adalah tipikal orang yang konvensional, sehingga lebih sering mengunjungi tujuan wisata mainstream. Tidak yang aneh-aneh. Maka ketika bisa berkunjung ke Bali sendiri, aku pengen banget mencoba tempat-tempat ajaib. Beach Club termasuk tempat ajaib bagiku.

Ajaib karena terpesona sama foto-fotonya sih. Hampir semua beach club memiliki foto pantai yang bagus. Aku kan jadi mudah teriming-imingi. Tapi ketertarikan terhadap beach club ini sebenarnya diawali ketika Dekcer dan Denny temannya menculikku di hari pertama kedatanganku. Mereka menceritakan semua beach club yang keren-keren itu sehingga beach club menjadi tempat yang harus kukunjungi dalam #PiyambakanTrip ini.

Singkat kata, postingan ini pengen berbagi cerita tentang beach club di Bali yang aku kunjungi.. yah semacam review lah gitu.  Review biasa dari pengunjung biasa. Hohohoho

Ocean 27 Beach Club & Grill

Beach club dan restaurant yang terletak di belakang Discovery Mall Kuta ini berhadapan langsung dengan pantai. Tempat yang bernuansa putih chic ini luas dan memiliki beberapa tingkatan dengan pilihan tempat duduk. Ada yang berbentuk sofa-sofa panjang, meja restaurant biasa, bale-bale yang berdekatan dengan pantai dan yang paling aku suka adalah… bisa nongkrong di kolam kecil di tengah lantai dasar! Bukan hanya nongkrong di atas kolam tapi kita bisa sambil mencelupkan kaki di kolamnya! Pas banget buat udara pantai yang terik.

Pemandangan pantai dari Ocean 27

Ini small pool dengan tempat duduk di dalamnya

Untuk makanannya, sangat bervariasi dengan menu utama semua yang berasal dari laut. Harganya standart untuk restaurant Bali (yang mana lebih mahal dari Jogja). Cocktail dan Mocktailnya terlihat menggiurkan tapi aku hanya memesan mocktail yang terdiri dari sari jeruk dengan campuran lychee dan apel (lupa namanya). Tapi  makanannya… WOW! Di sinilah pertemuan pertamaku dengan Sambal Matah!

Mocktail Lychee + jeruk

Aku tidak akan pernah melupakannya moment pertama kali menyicip Sambal Matah ini. Jadi berawal dari kebetean habis dicuekin sama pelayan di tempat itu (ini sering banget terjadi, semacam diskriminasi terhadap turis domestik apalagi yang sendirian), ngomelin maître d nya sampai minta maaf berkali-kali *utied yang lagi lapar itu galak*  lalu maître d ini pun mengusulkan untuk mencoba menu yang katanya enak banget yaitu Ikan Dori Sambal Matah. Dan dia tepat sekali! Sambal Matah memang istimewa!

Menikmati sunset Kuta yang berawan bersama Tata di tempat ini lumayan asyik. Mungkin karena berada di belakang Mall, banyak orang yang berlalu lalang, namun tempat ini bebas dari pedagang pantai yang biasa ditemui di pantai Kuta.

Oya satu yang agak sedikit mengganggu di sini adalah….semut! Sampai harus pindah meja gara-gara makanan dan minumanku dikerubungi semut melulu. Untungnya mereka mau mengganti dengan gratis minuman itu.

Alamat Ocean 27 Beach Club and Grill: Jl. Kartika Plaza Benoa Kuta Badung Bali, Indonesia

Telepon:+62 361 765027

Potato Head Beach Club

Nah kalo perasaan penasaran sama Beach Club Bali berawal dari sini. Awalnya hanya berupa penculikan biasa oleh Dekcer dan temannya Denny ketika aku lagi kekenyangan di Nanny’s Pavillon (ini cerita yang lain lagi), mereka berdua datang setelah mengalahkan kemacetan antara Denpasar dan Kuta. Dua makhluk jahil ini mengajak untuk menikmati Bali di malam hari, akupun nurut saja. Namanya juga turis, iyain aja kata penduduk local daripada tersesat.

Mulailah kami bertiga menyusuri jalanan Seminyak dan Legian. Malam baru memasuki masa happening-nya ketika aku memperhatikan gerombolan bule-bule menggunakan baju gaul mereka, bukan baju pantai lagi. Denny pun bercerita bahwa di Seminyak terdapat berbagai macam beach club, aku ditunjukin beberapa di antaranya. Bingung mau milih ngetem di mana, aku bertanya pada Denny, “yang paling happening yang mana?” daaaannn dia pun tiba-tiba berbelok di sebuah jalan kecil yang hanya muat satu setengah mobil. Jalan dengan tembok tinggi di tepiannya, lumayan panjang sehingga aku menebak-nebak mau dibawa ke mana. Dari kejauhan aku melihat sebuah bangunan mulai menyembul, yang herannya dinding bangunan ini terlihat ditempeli pigura-pigura raksasa.

Ternyata setelah dilihat dari dekat-dekat, yang tadinya kukira pigura itu adalah kumpulan bingkai-bingkai jendela yang disusun rapi menjadi dinding bangunan ini. Di depan pintu masuk terdapat sebuah toko baju dan souvenir, di sebelahnya ada jalan masuk pertama berupa gang kecil yang dindingnya dialiri air dari sebuah kolam di sampingnya. Memasuki bangunan ini, dinding dari bingkai jendela berjejer rapi menghiasi jalan masuk.

Potato Head Beach Club

Pool dan Bar

Dan bangunan Potato Head yang membentuk setengah lingkaran ini menyembunyikan pemandangan pantai yang langsung menyambut kita setelah melewati pintu masuk…indah banget pantainya di malam hari. Nuansa exclusive pun terasa dari interior vintage-trendy yang dipilihnya. Denny mengajak kami mengelilingi tempat itu, bagian dalamnya terdiri dari restaurant, pool side yang memiliki sofa pantai yang besar, dan bench yang menghadap ke pantai. Untuk memilih tempat di pool side ini kita harus memiliki minimum order Rp. 500.000 dan sofa ini penuh! Kolam renangnya diterangi lampu biru hijau yang temaram dan bar nya terletak dekat dari pool itu.

Akses ke pantai dari Potato Head, terlihat seperti Private Beach

Aku dan Dekcer berpose unyu

Cocktailnya dimulai dari Rp. 35000 sampai ratusan ribu. Aku memilih White Russian saja yang aman dan Dekcer dan Denny memilih mocktail biasa plus cemilan kentang. Kita memilih tempat duduk di bench jadi bisa memandang luas ke segala arah. Pelayannya sangat cekatan, baru dikerling saja sudah segera menghampiri. Intinya sih aku suka banget sama Potato Head ini dan jadi penasaran sama beach club yang lain.

Alamat Potato Head Beach Club: Jalan Petitenget 51 B | Seminyak, Seminyak, Bali, Indonesia.

Telepon: +62.361.479.7373.

La Plancha

La Plancha ini juga lagi happening banget di kalangan turis Bali. Pulang dari Potato Head, aku langsung menggugling beach club lainnya dan tempat ini mendapat review positif. Namun sebenarnya kunjungan ke tempat ini terjadi tanpa sengaja.

Setelah meninggalkan Ubud dengan bahagia, aku langsung dihubungi Tata untuk menemani dia sunsetan. Buru-buru check in di Tune Hotels, mandi dan mencegat taksi dengan hanya berbekal petunjuk arah dari Tata yang juga rada lupa jalan. Supir taksinya bingung ketika aku menyampaikan petunjuk dari Tata, dan dia hanya mengambil kesimpulan bahwa jalan menuju beach club ini gak bisa dilewati dengan mobil sehingga dia menurunkanku di ujung jalan Dhyana Pura, lalu aku berjalan kaki menyusuri Seminyak.

Panik menghubungi Tata yang hanya bilang “cari tempat dengan payung warna-warni” aku pun berkeliling mencari tempat yang colorful seperti gambarannya. Plang La Plancha pun menyembul di tepi jalan setapak, terlintas di pikiranku untuk mengajak Tata pindah ke sini..eh ternyata setelah melongok ke dalam, inilah tempat yang dia maksud.

La Plancha yang berarti Papan Selancar(surf board) dalam bahasa Spanyol ini memang eye-catchy banget dengan payung dan bean bed warna-warninya. Terdiri dari 2 bagian, daerah pantai yang tempat duduknya berupa bean bed dan kursi pantai serta resto 2 lantai. Bila malas dengan gangguan pedangang pantai yang berkeliaran, mendingan memilih resto. Aku dan Tata sendiri duduk di lantai 2 sehingga pemandangan payung warna-warninya indah terlihat dari atas.

bersama Tata di La Plancha

Karena lagi happening, tempat ini sudah ramai dari jam 4. Kebanyakan sih hanya mengamankan tempat duduk dulu baru disusulin teman-temannya kemudian. Ketika aku di sana, ada seorang bule wanita yang lagi latihan senam alat (gak tahu nama alatnya apa) dan hampir semua orang memperhatikannya.

Harga makanan di La Plancha ini tidak terlalu mahal. Kebanyakan makanan di sini berasal dari Spanyol, aku memilih untuk mengikuti Tata yang memesan Chicken Wrap dan ini enaaakk! Hal lucu lain dari tempat ini adalah lampu-lampu minyaknya yang berada di dalam kaleng kerupuk. Lucu bangeett!

Alamat La Plancha: Jalan Dhyana Pura Seminyak

Cocoon Beach Club

Salah satu hasil guglingan adalah Cocoon Beach Club yang terletak di Doble Six Legian. Kalo dari review-review yang dibaca sih pada puas sama tempat ini. Dan aku sangat teriming-imingi sama day-bed-nya yang kayaknya empuukk banget.

Siang pulang dari membeli oleh-oleh di tempat beli oleh-oleh sejuta umat, aku segera nyegat taxi untuk ke sana. Sengaja berangkat pagi banget karena itu adalah hari terakhir dan ingin menghabiskan sesiangan sampe sunset di day-bed Cocoon, pokoknya khayalan udah tinggi selangit.

Begitu memasuki pelataran parkiran Cocoon, aku agak sedikit kaget karena ternyata itu adalah tempat yang dekat dari La Plancha, berarti aku udah ngelewatin Cocoon dari kemarin, tapi kok ya gak ngeh ada tempat sebagus di foto.

Ketika masuk, aku disambut dengan tatapan aneh dari maître d’ bertampang eksotik. Dia cuma ngeliatin heran, menatap dari atas ke bawah, kayak gak yakin atau mungkin merasa aku tersesat di sana. Aku juga milih untuk tetap lihat-lihatan sama mbaknya, menunggu dia yang nyamperin. Akhirnya maître d’ ini menghampiri dan bertanya apakah aku mau makan siang atau menunggu sunset. Aku menjawab hanya menunggu sunset lalu dia mengiringku untuk menuju pool.

Cocoon Beach Club

Aku pun bisa memperhatikan tempat yang dari kemarin aku hanya bisa melihat foto-fotonya saja. Sama seperti beach club plus resto lainnya, Cocoon dibagi atas resto, pool area dan bar. Walaupun ternyata area dan kolam renangnya tidak seluas yang aku perkirakan. Cocoon memilih dekorasi modern dengan nuansa putih yang menjadikannya lebih terlihat trendy.

Area sunset di Cocoon

Cocoon tidak berbatasan langsung dengan pantai, ada sebuah jalan yang memisahkannya. Area pool-nya tidak memiliki pembatas yang tinggi, maksudnya agar kita bisa melihat langsung ke pantai. Namun secara tidak langsung, orang-orang dari luar Cocoon dapat melihat jelas ke dalam.

View area pool, terlihat pantai agak di ujung mata

Tadinya mau duduk di tepi pool tapi kursinya terlihat lembab plus siang itu cuaca silau banget jadi aku pun memilih untuk ngetem di day-bed. Day-bed yang putih ini agak empuk. Dihiasi tirai sehingga bisa ditutup bila kita merasa kepanasan. Sayang karena gak pengen terganggu kalau nanti ramai, aku duduk di dekat speaker, sehingga malah terganggu ketika DJ sudah mulai beraksi.

Day-bed Cocoon yang dilengkapi tirai

Agak ilfil sama maître d’ tadi membuat aku agak males-malesan memesan macem-macem. Cuma simple cocktail dan dessert berbahan pisang. Harga-harga di Cocoon agak lumayan mahal menurutku di hari terakhir di Bali, jadi aku tambah males-malesan. Dan ketika Cocoon mulai rame, aku pun memutuskan untuk pindah.

Alamat Cocoon Beach Club: Jl. Double Six, Blue Ocean Terrace Seminyak,Kuta, 80361, Indonesia

Telepon:+62 361 731266

Amazing Bali Café

Setelah dari Cocoon, aku mencari beach club yang ada bean bed demi memenuhi kempunanku setelah gagal nyobain bean bed di La Plancha.  Gak jauh-jauh muter sih, cuma ngelongok di 3 tempat aja dan akhirnya malah balik ke depan Cocoon, ke tempat yang namanya Amazing Bali Café. Kenapa milih di sini? Selain karena bean bed, juga karena tempat ini gak pake tax! Hohohoh maklum hari terakhir.

Dan benar, entah terbawa perasaan hari terakhir di Bali atau karena memang tempatnya yang cozy, aku jadi betah banget. Café ini terbagi atas 3 bagian, resto dalam, resto luar dengan kursi dan meja  lengkap terletak di samping dan area sunset yang berupa bean bed dan meja rendah. Sekilas kulirik resto bagian luarnya yang setiap meja dihiasi lilin-lilin ala-ala candle light dinner. Lalu ada barisan lampion di sekeliling area yang selain sebagai pemanis mata juga berfungsi sebagai pembatas area rest, membuat suasana tambah romantis ketika lampion mulai dinyalakan.

view pantai dari Amazing Bali Cafe. model: mbak pemijit kaki

Sayangnya bagian outdoor rentan disambangi pedagang pantai. Baru duduk bentar aku sudah didatangi tukang urut keliling, namun kali itu aku menyerah dengan bujuk rayu mereka dan pasrah menerima pijitan kaki.

Untuk harga sangat bersahabat dan tidak terkena tambahan tax, aku merasa nyaman di sini. Aku lalu memesan Lychee in The Sky, cocktail ini sangat ringan dan pas banget untuk suasana sunset yang untunglah agak sepi dari keramaian. Ketika musik Cocoon yang sayup-sayup hingar bingarnya terdengar sampai ke pantai, Amazing Bali Café kemudian mulai memutar music instrumental ringan yang semakin membiusku.

Lampion dan Lychee in The Sky, perfect! *plus ada bule kekar di sudut foto*

Merasa beruntung sekali menikmati sunset terakhir di tempat ini. Tempat ini cocok menjadi penutup #PiyambakanTrip-ku. Berjanji pada diri sendiri untuk kembali ke café ini dalam kunjunganku berikutnya di Bali.

Alamat Amazing Bali Café: Jalan Pantai Double Six, Seminyak

2 Comments

  1. pietter

    wah seru juga petualangannya,, thx buat infonya,, wajib di kunjungi semua kayaknya ^^*

  2. dicipoktarjo

    wah mantap nih…
    klo ke bali lagi, coba ke daerah ubud.. bnyak tempat keren dan romantisnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


+ 1 = four

© 2024 Utied Putri

Theme by Anders NorenUp ↑