Beberapa saat yang lalu, sempat sering berseliweran tweet dengan isi ‘Aju Laoar’ dan ‘Aku Utieed’ di timeline sebelah sini. Bila hal ini tidak muncul di timelinemu, berbahagialah! Ini menandakan bahwa timelinemu bersih dari segala tindak keisengan ini. Jadi gini ceritanya..

Tweet tentang 'Aju Laoar'

Tweet tentang ‘Aju Laoar’

Semua ini berawal dari beberapa orang teman yang baru menyadari keseringanku dalam update tweet soal ‘lapar’. Iya, mereka baru menyadarinya, padahal aku sudah lama sekali sering ngomongin soal kelaperanku di timeline. Maaf, ini bukan hal yang patut dibanggakan memang, tapi ya aku rasa ini juga bukan hal yang memalukan.

Nah beberapa orang inilah yang mulai mengawali edukasi kata ‘Utieed’ sebagai kata ganti ‘lapar’. Apalagi ditambah dengan segala typo yang sering aku lakukan bila aku sedang lapar. Duarr! Hampir semua selalu menggunakan kata-kata di atas selama 1-2 bulan. Pertamanya sih aku santai saja walau geli-geli sedikit namun beberapa orang mulai mengkritisi soal tweet lapar ini.

lapar 1

Tweet Lapar

Beberapa orang bilang, “Kenapa mesti ngetwit lapar sih? Kalau lapar ya makan. Emang ngetwit bisa bikin kenyang?”. Hal ini memang benar, ngetwit soal Lapar di timeline bukan berarti orang itu akan langsung segera kenyang atau mungkin tiba-tiba dia disambar bot restoran yang langsung berbaik hati mengirimkan delivery makanan ke tempatnya, tidak, hal itu hanya ada di dunia yang ajaib.

Sama seperti alasan orang ngetwit “aku kangen”, “otw” dan sebagainya, ya tweet soal lapar hanyalah ungkapan hati seseorang tentang kelaparannya. Simple ya. Walaupun Twitter tidak bersifat seperti Diary (tidak mau terjebak dalam perdebatan itu), tapi bukan berarti seseorang tidak boleh mengungkapkan kelaparannya di timeline kan? Lalu ada juga yang berpendapat, ‘ini candaan internal, mesti banget ikutan becandaan ini?” atau “kasian ya dia, dibecandain gini”, tenang aku sih orangnya baik-baik saja soal becandaan ini dan aku jadi senang banyak kenalan sama orang baru, walau dikenal sebagai orang yang laparan.  (ini adalah respon terhadap beberapa orang yang suka mempertanyakan soal tweet Lapar)

Untungnya semenjak dikenal mudah lapar ini, ada banyak keuntungan yang aku dapatkan. Pertama, selalu ada yang menyambar tweet untuk mengajak makan atau isengin. Interaksi yang tercipta jadi bagus kan? Yang kedua, jadi sering diajak untuk mencoba restoran atau warung makan baru ataupun lama. INI YANG UTAMA! Yang lainnya tidak usah disebutkan karena sebenarnya yang penting adalah yang kedua.

Bukan berarti setiap saat kita boleh bilang lapar ya. Ingat, masih banyak di luar sana orang yang kesusahan makan, jadi apabila sedang dilanda lapar dan sebenarnya bisa segera makan (hanya tertunda karena malas), ingatlah orang-orang itu. Okesip!

 

*post selanjutnya diperkirakan akan masih soal lapar dan makanan*