Aku dan adikku.

Serumah. Sebelahan kamar. Tapi tidak pernah bicara secara langsung.

Werza: Kak @utieed , kunci pintu belakang mana? Balas cepat!

Utieed: @werza kuncinya ada di laci deket kamar mandi. In reply to @werza

Werza: Oh udah ketemu. Pulang cepat kak! RT @utieed: @werza kuncinya ada di laci deket kamar mandi.

Werza: Lupa ambil laundry. Kak @utieed ambilin ntar ya. Ama nitip rokok juga.

Utieed: @werza iya. In reply to @werza

Utieed: Jalanan Jogja macet poll!

Werza: Lu di mana kak? Pulang bawain makanan dong RT @utieed: Jalanan Jogja macet poll!

Werza: Kakakku kasihan banget. Masih tidur tapi udah direcokin buat ngeprint. Love u sist @utieed !

Utieed: (favorite this tweet) (karena kapan lagi si adek bilang sayang) (walau cuma lewat twitter)

Aku dan Bapakku

Bapak: Bikinkan bapak twitter ya ti

Aku: Buat apa pak? Gak usahlah bikin twitter segala.

Bapak: Emang kenapa kalo bapak punya twitter. Kamu aja punya kok.

Aku: Tapi bapak itu lebay. Di facebook aja semua diupdate, semua dijadiin status.

Bapak: Kamu mau tahu kenapa bapak pengen punya twitter?

Aku: kenapa emangnya pak?

Bapak: Untuk tahu cerita tentang kamu dan adikmu. Kalian tidak pernah ngapdet di facebook lagi. Kalian hanya bercerita di twitter saja. Padahal bapak ingin tahu apa yang kalian lakukan sehari-hari. Kita kan jauh , kalian pun jarang menelpon bapak. Lewat mana lagi bapak tahu cerita tentang kalian? Kalo soal bapak sering update di facebook, itu adalah cara bapak bercerita kepada kalian. Kalian tidak pernah bertanya apa yang bapak lakukan, apa yang bapak pikirkan. Kalian terlalu jauh dan sudah tidak peduli pada bapak. Lewat facebook bapak berkomunikasi dengan kalian. Dan wajarlah kalo sekarang bapak ingin mendengar cerita kalian , bila itu hanya lewat twitter pun, bapak rela!

Aku: (terdiam) (lama)