Kecupan pertama
Di halaman belakang rumah Pak Amat
Saat sore hari di tengah bulan menjelang akhir tahun
Dengan sayup-sayup suara mama yang memanggilku pulang
Kamu yang memakai baju awut-awutan
dengan tangan yang masih menggenggam raket
Kamu panggil aku dan ketika ku menoleh, kau kecup cepat pipiku
Aku hanya terperangah kaget, tidak mengerti itu apa
Sesaat sebelumnya aku sedang menontonmu bermain bulu tangkis
Sesaat setelah itu kamu malah mengecup pipiku
Aku hanya bisa berlari pulang
dan berkata pada mama
“Aku gak mau ketemu Dewo lagi!”
Itu ketika kita berumur 7 tahun
Ciuman Kilat
Di acara musik sekolah
Malam hari sebelum band kita naik panggung
Sesaat setelah kita berdebat lagu apa yang akan kita bawakan pertama
Tiba-tiba saja kamu mendekat dan mencium kilat bibirku
Reaksiku masih sama, kaget dan tak tahu itu apa
Reaksimu juga masih sama, tersenyum dan kemudian segera berlalu
Yang kutahu aku tak dapat menceritakannya pada sahabatku
Karena dia adalah pacarmu
Ciuman (yang benar) Pertama
Sore hari di bawah pohon di dekat gedung GSP
Tidak ada suara mama, tidak ada raket, tidak ada keributan musik
Hanya ada aku dan kamu
Bergenggaman tangan
Reaksiku tidak terkejut lagi tapi tersenyum
Reaksimu masih sama tersenyum tapi tidak berlalu
Oya di malam sebelumnya, aku baru saja menyetujui pendapatmu
Bahwa mungkin memang tulang rusukmu yang selalu aku bawa ke mana-mana