Bukan blogger tapi diajakin ikutan blogger gathering, jadilah alasan adanya post ini.
Minggu lalu diajakin sama Kak Whini untuk ikutan Blogger Gathering sekaligus icip-icip resto baru, Honje Restaurant. Ada untungnya juga dikenal sebagai orang yang laperan jadi sering diajakin icip-icip deh.
Blogger gathering kali ini dihadiri banyak orang yang udah aku kenal, ada Mas Thomas Arie, Mimit, Mbak Friska, Baba Rasarab dan juga ada Dandy, Dwimon dan Yudan. Selain itu ada akun publik Jogja yaitu @infoJogja, @makanjogja dan @kulinerjogja. Wah rame banget! Ketika datang kita langsung disodorin untuk memilih menu yang akan diicip. Cerita tentang kehebohanku dalam memesan bisa dilihat di sini.
Setelah semua pada datang, kita langsung diajak memasuki area Dome di Honje Restaurant. Oh ya, Honje Restaurant ini berada satu gedung dengan Dowa yang terletak di Jalan Mangkubumi. Gedungnya sendiri sebenarnya adalah bangunan lama yang dibangun ulang. Interiornya perpaduan antara desain Belanda dan Indonesia lawas. Aku suka sama atapnya outdoornya yang berwarna putih. Nongkrong sore di sini kayaknya asik nih.
Kerennya lagi, Honje menggunakan ubin lawas yang femes itu! Hampir seluruh area Dowa dan Honje menggunakan ubin/tegel yang diproduksi di Bantul ini. Btw, ini ubin mahal loh.
Kalau ini adalah area Dome di Honje. Luas dan cukup tinggi juga atap kubahnya. Dan di Dome inilah acara gathering berlangsung. Acara dimulai oleh Kak Whini yang menceritakan tentang maksud acara itu lalu sambutan dan penjelasan tentang Honje oleh Bu Kika, kita mendengarkan penjelasan sambil menyantap salad dan Honje Cream Soup. Aku sangat fokus pada makanan sampai tiba-tiba kupingku mendengar kata ‘bunga kecombrang’.
Bunga Kecombrang berhasil mengalihkan fokusku dari makanan ke presentasi Bu Kika. Ternyata Honje adalah nama lain dari Kecombrang. Pihak Honje menyadari memang susah mendapatkan stok bunga Kecombrang yang banyak di Jogja, oleh karena itu mereka memiliki kebun Bunga Kecombrang sendiri yang letaknya agak di luar Jogja. Aku langsung heboh sendiri dan berdoa agar suatu saat bisa diajakin ke kebun itu. Men, bunga Kecombrang Men!
Karena ini acara icip-icip maka ada banyak makanan yang berdatangan dan sigaplah para food photographer mencari angle terbaik. Salah beberapanya yaitu Dandy, Yudan dan Mas Thomas.
Tapi ada juga kok yang gak motret makanan.
Setelah perut agak sedikit terisi, kami pun diajak untuk berkeliling area Dowa dan Honje. Pertama kita diajak untuk melihat toko Dowa yang berisi produk-produk handmade, ada tas, dompet, sarung bantal dan lain-lain. Walau handmade, produknya rapi loh! Aku aja ampe naksir ama satu clutch pink. Bahkan Baba langsung jadi model dadakan Tas Dowa.
Di sini Bu Kika juga menjelaskan sejarah dan keunggulan produk Dowa. Lalu kita menuju lantai 2 yang ternyata selain ada Honje, juga ada Dowa. Di lantai 2 Dowa, ada balkon kecil di mana kita bisa melihat Tugu. Sayang terhalang banyaknya kabel dan antena yang melintang.
Setelah puas melihat-lihat Dowa, kita beranjak mengenal Honje lewat dapurnya. Di sini kita gak boleh foto-foto, karena dapur sebuah resto adalah rahasia resto itu(katanya sih gitu). Yang bisa diceritakan adalah, dapur Dowa itu bersih dan berisi peralatan dapur modern. Aku mengincar satu set pisaunya, lengkap banget!
Cape keliling-keliling, kita akhirnya masuk ke acara makan-makan lagi! Dan kembali sibuklah semua memotret makanan yang penampilannya cantik dan rasanya enak itu. Aku sampai memisahkan diri di meja yang kosong biar bisa puas memelototin si Kecombrang kesayangan.
Setelah semua kenyang dan bahagia, acara sore itu pun ditutup. Berhubung hujan, banyak yang masih tertinggal di Honje menunggu hujan reda. Dan akhirnya lanjut nongkrong di Honje yang ternyata ketika malam malah lebih romantis dengan lampu temaram dan musik lounge yang lembut.
Makasih ya Bu Kika, Honje dan Dowa yang sudah ngumpulin para blogger di Jogja dan ngajakin kita makan-makan. Pulangnya masih dibekalin produk Dowa pula! Jangan kapok ya.
eh ada aku …
Eh iya ada Monce…