Tag: cerpen (Page 2 of 2)

Tuntutan Kami Para Pria

Hai.. Uhhh.. ini yang nulis bukan putri. Ini cowoknya putri.

Disuruh Putri buat nulis di tumblrnya dia tentang malam minggu. Jadi bingung nulis apa.

(dia lagi melototin saya di depan loh)

Jadi malam minggu bagi saya adalah waktu untuk ketemu pacar. Waktu untuk melepaskan lelah bersama PACAR TERSAYANG. Waktu untuk bermanja-manja ataupun dimanja-manja. Tapi ya kenapa malah tiap malam minggu kalo ketemu kok berantem terus.

Putri: maafkan itu bohong kami tidak berantem.

Tuh kan disuruh nulis di tumblrnya malah tetep aja dia yang mengkontrol semuanya.

Hai.. ini sudah saya lagi yang nulis. Putri sudah dibekap di ujung sana dengan perjanjian saya akan menulis sejujur-jujurnya tentang malam minggu. Sebagai balasannya dia tidak akan merecoki tulisan saya. (janji beb! Sumpah!)

Jadi bagi kami para pria, malam minggu itu sebenarnya ya cuma buat ngapel, buat ketemuan ama pacar. Harapannya sih disambut dengan senyuman, terus sedikit pelukan .. ya mungkin sedikit ciuman yang lalu eh maaf saya ngelantur. Pokoknya saat buat bermanja-manjalah. Setelah satu minggu kerja keras , ketemu pacar itu bener-bener bikin lega.

Eh tapi tidak gitu loh kenyataannya. INI SAYA TEKANKAN BUAT PARA PRIA DI LUAR SANA. Biasanya malam minggu yang kita kira bakal manis dan membahagiakan , itu tidak terjadi. Karena alasan seperti, kita telat (oke saya salahkan macet) , si pacar lagi kedatangan tamu yang bikin dia selalu sewot ama apapun yang kita katakan dan akhirnya malam minggu kita jadi merana. DI MANA LETAK ADILNYA? Semua bisa jadi salah, dari baju kita, pilihan tempat makan kita, atau bila kita DIKIRA melirik cewek yang cantik di meja sebelah, atau bahkan karena hal yang gak ada hubungannya seperti sepatu yang dia pakai menurut kita terlalu resmi buat acara malam minggu.

Dan bila kita terpaksa nurut untuk mengiyakan semua kata-kata si pacar, dia akan mengomel tentang kita yang sudah tidak sayang lagilah, ato kita tidak perhatianlah , ato kita tidak mendengarkan dia. Padahal di antara semua omelannya kita bisa menyimpulkan bahwa kita yang salah (diiyakan biar cepat selesai aja bro)

Ini suara kami para pria di seluruh dunia (minimal curhatan dari para temenku) kami hanya ingin malam minggu yang tenang, yang romantis, yang adem ayem, dan kami harapkan para pacar kami mau mengerti. Sehari saja dalam seminggu, kami lepas dari omelan kalian, dan sayangilah kami apa adanya.

Percayalah, senyuman manis kalian itu adalah obat stress kami dan bekal bagi kami untuk melewatkan satu minggu ke depan sampai saat bertemu senyuman manis itu lagi.

*tulisan ini dibuat sebagai hukuman karena telat di malam minggu berharga sang pacar*

3 Cerita Kecupan

Kecupan pertama

Di halaman belakang rumah Pak Amat

Saat sore hari di tengah bulan menjelang akhir tahun

Dengan sayup-sayup suara mama yang memanggilku pulang

Kamu yang memakai baju awut-awutan

dengan tangan yang masih menggenggam raket

Kamu panggil aku dan ketika ku menoleh, kau kecup cepat pipiku

Aku hanya terperangah kaget, tidak mengerti itu apa

Sesaat sebelumnya aku sedang menontonmu bermain bulu tangkis

Sesaat setelah itu kamu malah mengecup pipiku

Aku hanya bisa berlari pulang

dan berkata pada mama

“Aku gak mau ketemu Dewo lagi!”

Itu ketika kita berumur 7 tahun

Ciuman Kilat

Di acara musik sekolah

Malam hari sebelum band kita naik panggung

Sesaat setelah kita berdebat lagu apa yang akan kita bawakan pertama

Tiba-tiba saja kamu mendekat dan mencium kilat bibirku

Reaksiku masih sama, kaget dan tak tahu itu apa

Reaksimu juga masih sama, tersenyum dan kemudian segera berlalu

Yang kutahu aku tak dapat menceritakannya pada sahabatku

Karena dia adalah pacarmu

Ciuman (yang benar) Pertama

Sore hari di bawah pohon di dekat gedung GSP

Tidak ada suara mama, tidak ada raket, tidak ada keributan musik

Hanya ada aku dan kamu

Bergenggaman tangan

Reaksiku tidak terkejut lagi tapi tersenyum

Reaksimu masih sama tersenyum tapi tidak berlalu

Oya di malam sebelumnya, aku baru saja menyetujui pendapatmu

Bahwa mungkin memang tulang rusukmu yang selalu aku bawa ke mana-mana

Newer posts »

© 2024 Utied Putri

Theme by Anders NorenUp ↑